Jumat, 20 Juni 2008

Dengki dan Dendam

DENGKI DAN DENDAM
Oleh Abbas Shofwan Matla'il Fajr


Dendam dalam bahasa Arab di sebut hiqid, ialah "Mengandung permusuhan
didalam batin dan menanti-nanti waktu yang terbaik untuk melepaskan
dendamnya, menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas sakit hati
dengan mencelakakan orang yang di dendami".

Berbahagialah orang yang berlapang dada, berjiwa besar dan pema 'af.
Tidak ada sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkan pandangan mata
seseorang, kecuali hidup dengan hati yang bersih dan jiwa yang sehat,
bebas dari rasa kebingungan dan bebas dari rasa dendam yang senantiasa
menggoda manusia.


Seseorang yang hatinya bersih dan jiwanya sehat, ialah mereka yang
apabila melihat sesuatu nikmat yang diperoleh orang lain, ia merasa
senang dan merasakan karunia itu ada pula pada dirinya. Dan apabila ia
melihat musibah yang menimpa seseorang hamba Allah, ia merasakan
sedihnya dan mengharapkan kepada Allah untuk meringankan penderitaan
dan mengampuni dosanya.


Demikianlah seorang muslim, hendaknya selalu hidup dengan hati yang
bersih dan jiwa yang sehat, rela terhadap ketentuan Allah dan terhadap
kehidupan. Jiwanya bebas dari perasaan dengki dan dendam. Karena
perasaan dengki dan dendam itu merupakan penyakit hati, yang dapat
merembeskan iman keluar dari hati, sebagaimana merembesnya zat cair
dari wadah yang bocor. Islam sangat memperhatikan kebersihan hati
karena hati yang penuh dengan noda-noda kotoran itu, dapat merusak
amal sholeh, bahkan menghancurkannya. Sedang hati yang bersih, jernih
dan bersinar itu dapat menyuburkan amal dan dorongan semangat untuk
meningkatkan amal ibadah, dan Allah memberkahi dan memberikan segala
kebaikan kepada orang yang hatinya bersih.


Oleh karena itu, jamaah muslimin yang sebenarnya, hendaknya jamaah
yang terdiri dari orang-orang yang bersih jiwanya dan sehat hatinya,
yang terdiri di atas saling cinta mencintai, saling kasih mengasihi,
sayang menyayangi, yang merata, di atas pergaulan yang baik dan
kerjasama yang saling menguntungkan timbal balik, di dalamnya tidak
ada seorang yang untung sendiri, bahkan golongan yang semacam ini,
sebagaimana di gambarkan dalam Al-Qur'an yang artinya: "Yang
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka
berdoa 'Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau
biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman, Ya
Tuhan kami, sesungguhnya Engkau maha penyantun lagi maha penyayang".
(Al-Hasyr: 10).


Apabila rasa permusuhan telah tumbuh dengan suburnya, sampai berakar,
dapat mengakibatkan hilangnya rasa kasih sayang dan hilangnya kasih
sayang dapat mengakibatkan rusaknya perdamaian. Dan jika sudah sampai
demikian, maka dapat menghilangkan keseimbangan yang pada mulanya
menjurus kearah perbuatan dosa-dosa kecil, dan akhirnya dapat mengarah
kepada dosa-dosa besar yang mengakibatkan turunnya kutukan Allah.


Perasaan iri hati karena orang lain memperoleh nikmat kadangkala dapat
menimbulkan khayalan yang bukan-bukan sampai membuat-buat kedustaan.
Islam membenci perbuatan demikian dan memperingatkan jangan sampai
terjerumus kedalamnya. Mencegah adanya ketegangan dan permusuhan,
menurut Islam merupakan ibadah yang besar, sebagaimana sabda Nabi saw
yang artinya:

"Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa,
shalat dan shadaqoh?, Jawab sahabat: "Tentu mau". Sabda Nabi
saw:
"yaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di
antara kamu adalah menjadi pencukur yakni perusak agama". (HR. Abu
Daud dan Turmudzi).


Syaitan kadangkala tidak mampu menggoda orang-orang pandai untuk
menyembah berhala, tetapi syaitan sering juga mampu menggoda dan
menyesatkan manusia, melalui celah-celah pergaulan dengan cara merusak
perdamaian diantara mereka itu sendiri, sehingga dengan hawa nafsunya
yang tidak terkendalikan, mereka tersesat dan tidak mengetahui hak-hak
Tuhannya, bagaikan menyembah berhala. Di sinilah syaitan mulai
menyalakan api permusuhan di hati manusia dan jika api permusuhan itu
telah menyala, ia senang melihat api itu membakar manusia dari zaman
ke zaman, sehingga turut terbakarnya hubungan dan segi-segi keutamaan
manusia.


Kita harus mengetahui bahwa manusia itu berbeda-beda tabiat dan
wataknya, berbeda-beda kecerdasan akal dan daya tangkapnya. Karena itu
dalam pergaulan dan pertemuan di lapangan kehidupan, kadangkala mereka
membuat kesempatan yang mengakibatkan perselisihan dan permusuhan.
Maka Islam telah memberikan cara penanggulangan mensyari'atkan
penepatan akhlak yang baik, yang membuat hati mereka luluh dan sarat
berpegang kepada kasih sayang. Dan Islam melarang memutuskan hubungan
dan berbantah-bantahan.


Memang kita sering merasakan seolah-olah kejelekan itu dilemparkan
kepada kita, sehingga kita sering tidak mampu mengendalikan perasaan
dan kejengkelan kita, yang apabila fikiran kita sempit, maka timbullah
niat untuk memutuskan hubungan dengan si pemeluknya. Tetapi Allah
tidak rela perbuatan yang demikian. Memutuskan hubungan sesama muslim
dilarang, sebagaimana sabda nabi saw yang artinya: "Janganlah kamu
putus hubungan, belakang membelakangi, benci membenci, hasut
menghasut. Hendaknya kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu
sama yang lain (yang muslim) dan tidaklah halal bagi (setiap) muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari". (HR. Bukhori dan Muslim).


Dalam hadits ini dinyatakan batas tiga hari, karena pada waktu tiga
hari kemarahan sudah bisa reda, setelah itu wajib bagi seorang muslim,
untuk menyambung kembali hubungan tali persaudaraannya dengan
saudara-saudaranya sesama muslim, dan membiasakan perilaku yang utama
ini.

Karena putusnya tali persaudaraan ini tak ubahnya seperti awan hitam
atau mendung apabila telah di hembus angin, maka hilanglah mendungnya
dan cuacapun menjadi bersih dan terang kembali.


Ringkasnya, hendaknya orang-orang yang mempunyai penyakit hati,
seperti rasa dendam, iri hati, dan dengki selalu ingat bahwa kekuasaan
Allah mengatasi segala kekuasaan. Dan hendaklah ia ingat, bahwa harta
benda dan kedudukan yang bersifat duniawi itu selamanya tidak kekal.
Paling jauh dan lama, sepanjang hidupnya saja, bahkan mungkin sebelum
itu.


Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu iri
hati terhadap apa yang di karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih
banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi seorang laki-laki ada
bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah
yang maha mengetahui segala sesuatu. (An-Nisa: 32).


RantauNet@googlegroups.com
Date: Wednesday, June 18, 2008, 9:21 AM

Kamis, 19 Juni 2008

Musajik Kotogadang, jo Jam Gadang Bukittinggi

 


 


 


 
Posted by Picasa

Anak daro jo Marakpulai Minangkabau

Jo ipa bisan, jo etek

jo mamak dan rang sumando



Marakpulai jo anak daro diapik adiek jo kakak

Jembatan akar Bayang Pesisir Selatan

Balai Adaik Kotogadang

Urang Minang Baralek
Babaju Gadang urang Kotogadang
Di apik Dunsanak jo adiek kakak
Manjalankan sunnah Rasulullah SAW

Pesona Minangkabau

 


 


 


 
Posted by Picasa
 
Posted by Picasa

Ingin Tahu Indahnya Minangkabau

Ingin tahu perkampungan Minangkabau tempo dulu? Berkunjung saja ke ke Solok Selatan, kabupaten berhawa sejuk di selatan Sumatera Barat.
Kabupaten Solok Selatan tidak hanya menawarkan wisata alam, tapi juga satu kawasan yang diberi julukan "Perkampungan Seribu Rumah Gadang".
Kawasan yang dimaksud ialah Nagari (desa) Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, sekitar 130 km dari Kota Padang atau 33 km dari ibukabupaten Solok Selatan, Padang Aro.

Nagari Kota Baru merupakan perkampungan tradisional masyarakat Alam Sarambi Sungai Pagu dengan luas sekitar 10 hektare.
Terdapat sekira 146 unit rumah gadang di sana. Deretan rumah gadang itu sebagian masih dilengkapi "rangkiang", lumbung padi di samping rumah utama.
Berbagai bentuk rumah gadang Sumatera Barat terdapat di perkampungan itu, mulai dari tipe Gajah Maharam, Bodi Chaniago, Koto Piliang, Surambi Aceh, dan perpaduan tipe bangunan rumah gadang yang lain.

Rumah gadang di perkampung itu masih dalam keadaan seperti aslinya, berbahan bangunan kayu dan papan, mulai dari tonggak, dinding dan lantainya, dengan atap seng "bergonjong".
Ada rumah gadang yang dipoles dengan ukiran gaya minangkabau pada dindingnya dan juga ada yang tanpa ukiran sedikit pun. Jalan di perkampungan itu sudah dibeton.
Ny. Munizar (54), satu warga pemilik rumah gadang diperkampungan itu, menuturkan, masyarakat masih memfungsikan rumah gadang untuk kegiatan adat, seperti musyawarah kaum, pesta perkawinan, dan upacara kematian.
Setiap rumah gadang masih dihuni para keluarga, walaupun ada yang hanya diisisatu keluarga. Menurut perempuan paruh baya itu, karena masih dihuni, rumah gadang di sana tetap terjaga dan tidak cepat rusak.
Terdapat beberapa suku menurut garis keturunan Minangkabau di desa itu, seperti Suku Melayu, Bariang, Sikumbang, Panai, Durian, Caniago, Kampai, dan Tigo lareh.

"Awak (saya) tidak tahu pasti tahun didirikan rumah gadang yang ini," kata Munizar.

Kawasan rumah gadang itu kini mulai diminati masyarakat sebagai tujuan wisata. Apalagi, selama perjalanan ke desa itu orang bisa menikmati perkebunan teh di kawasan jalan lintas tengah Sumatera.


Gunung Talang dari Danau Diateh Kabupaten Solok


Salah satu kesenian anak nagari Solok Selatan,


Pariwisata

Nama "Perkampungan Seribu Rumah Gadang" itu diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan Mutia Hatta, ketika putri Muhammad Hatta itu berkunjung ke Kabupaten Solok Selatan, beberapa waktu lalu.
Pemkab Solok Selatan terus membenahi Nagari Kota Baru, karena kawasan itu dinilai bisa menjadi ikon pariwisata di sana.
Kepala Tata Usaha Kator Pariwisata, Seni, dan Budaya, Solok Selatan, Bujang Basri mengatakan, lokasi itu ditetapkan menjadi obyek wisata budaya andalan di kabupaten itu.
Kabupaten berpenduduk sekitar 130 ribu jiwa tersebut juga memiliki aneka rumah tempo dulu yang bersejarah, di antaranya rumah gadang Durian Taruang, sekitar 500 meter dari Padang Aro.

Rumah itu merupakan istana Raja dan Putri Intan Juri serta rumah gadang pertama yang dibangun di Nagari Durian Tarung, ratusan tahun lalu.
Juga ada rumah gadang "Datuak Rajo Disambah", 49 kilometer dari Padang Aro yang memiliki atap "bagonjong lima", beranjungan satu dan merupakan rumah adat khas Sungai Pagu, Solok Selatan.
Dalam rumah itu tersimpan peninggalan adat budaya bernilai tinggi yang hanya digunakan pada upacara adat.
Rumah bersejarah lainnya, bangunan Ustano Rajo Balun di Jorong Balun, 47 kilometer dari Padang Aro yang merupakan kediaman keluarga Raja Adat Alam Serambi Sungai Pagu.

Rumah gadang itu berbentuk Istana Serambi Aceh dengan posisi menghadap ke timur dan di dalamnya menyimpan banyak peninggalan kuno, seperti naskah balun, perlengkapan penobatan raja, peralatan sekapur sirih, dan peralatan makan raja.
Berikutnya, Rumah Gadang 21 ruang di Nagari Abai, 40 kilometer dari Padang Aro. Rumah itu memiliki 21 ruang memanjang dengan arsitektur "bagonjong" yang dikenal sebagai rumah gadang terpanjang di Sumbar.
Banyak rumah gadang di Solok Selatan yang kini terus dibenahi pemerintah kabupaten setempat.
Upaya pembenahan terus dilakukan, kata Bujang, agar makin memikat wisatawan.



Tak banyak daerah yang memiliki tujuan wisata seberagam Solok Selatan, satu dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Solok Selatan, memiliki obyek wisata alam seperti tujuh air terjun dengan ketinggian bervariasi dan delapan air panas.

Pelancong yang ke Solok Selatan juga akan disuguhi panorama memikat; Ulu Suliti. Masih di kawasan itu, terdapat goa (ngalau) sepanjang 200 meter.

Daerah berhawa sejuk itu, juga terdapat obyek wisata minat khusus, arung jeram dan petualangan menapak hamparan kebun teh menuju puncak gunung Kerinci.

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan sudah membuka akses jalur pendakian dari kebun teh milik Mitra Kerinci, menuju Gunung tertinggi di Sumatera itu.

"Pengunjung juga dapat menikmati obyek wisata sejarah, karena disini terdapat beberapa peninggalan Belanda dan tugu serta rumah masa perjuangan PDRI," kata Pejabat Kantor Pariwisata Solok Selatan, Bujang Basri.

Pada 2002 lalu di Solok Selatan juga ditemukan fosil gajah purba. Kini tulang belulang hewan besar itu terletak pada satu tempat berjarak sekitar 500 meter dari Ustano Balun atau lebih kurang 47 km dari Padang Aro, ibukota kabupaten Solok Selatan.

Ketika berkunjung ke Solok Solok Selatan, wisatawan akan diingatkan pada bait lagu,"Rumah gadang nan sambilan ruang, Rangkiang ba diri di halamanya. Bilo den kana yo kana hati nan taibo yo taibo.., tabayang - bayang di ruang mato,".

"Jangankan rumah gadang sembilan ruang, yang 18 ruang dan 21 ruang masih berdiri kokoh sampai kini," kata Basri.

Di daerah yang terletak pada ketinggian 600-1.400 meter di atas permukaan laut ini, juga terdapat perkampungan tradisional Minangkabau yang diberi julukan "Perkampungan seribu rumah gadang".

Namun, kekayaan alam dan potensi wisata dimiliki kabupaten berpenduduk sekitar 133 ribu jiwa lebih ini, selama ini minim di kenal wisatawan domestik dan mancanegara.

Padahal untuk menikmati keragaman obyek wisata dengan keindahan alam Solok Selatan tidak terlalu sulit mencapainya. Solok Selatan hanya berjarak sekitar 160 km dari Kota Padang dan sekitar 100 km dari jalan lintas Sumatera.

Perjalanan menuju ke daerah ini, juga sangat memesona. Panorama Sitinjau Luat, di kota Bingkuang, dan Lubuk Selasih, serta panorama kabut di antara remang puncak gunung Talang.

"Kita juga bisa menikmati keindahan kawasan perbukitan pada sisi kiri dan kanan jalan menuju danau Kembar, juga hamparan kebun dilereng Gunung Talang akan ikut membuat hati tenang," katannya.

Demi melepas penat, pengujung juga bisa rehat sejenak di danau "diatas" dan danau "dibawah" setelah dihadapkan tikungan jalan ke daerah itu.


Pembenahan

Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, terus menggencarkan promosi dan pembenahan obyek wisata demi tumbuhnya ekonomi daerah itu.

"Kami memiliki obyek wisata alam, budaya dan agro yang beragam. Saat ini kami tengah berupaya mengembangkan secara serius," kata Kepala Seksi Promosi Pariwisata, Kab. Solok Selatan, Desrial, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, sejak tahun 2007 sudah di mulai pengelolaan obyek wisata air panas Sapan Malulung, di nagari Alam Pauh Dua, Kecamatan Pauh Duo, Solok Selatan. Pada kawasan wisata ini sudah tersedia sejumlah fasilitas yang bisa dinikmati pengunjung.

Pemkab Solok Selatan juga akan mengembangkan kawasan Sapan Malulung. Di kawasan itu terdapat 18 titik mata air panas dengan lokasi seluas 1,4 hektar yang sangat potensial untuk dijadikan obyek wisata andalan kabupaten itu.

Pemkab Solok Selatan bahkan sudah mematangkan dan menetapkan pembangunan 'hot water boom' pada kawasan itu.

Pengerjaan sudah di mulai sejak 2007 dengan anggaran senilai Rp582 juta lebih. Pada 2008 pengerjaan lanjutan sudah dianggarkan.

Selain itu, obyek wisata alam yang sedang dibenahi akses jalan dan kelengkapan fasilitas pendukung, pada sejumlah kawasan air terjun, meliputi Air terjun Timbulun Koto Bira, air terjun Malanca dan air terjun Ulu Suliti.

Untuk pengembangan potensi wisata sejarah, kata Desrial, yang dijadikan andalan "perkampungan 1.000 rumah gadang", karena mempunyai nilai historis dan banyak menjadi sasaran wisatawan.

Pemkab Solok Selatan, sudah mulai melakukan penataan rumah-rumah gadang yang sudah dibangun puluhan dan bahkan ada ratusan tahun lalu.

Penataan yang dilakukan diantaranya, memberikan berupa bantuan untuk pemugaran rumah gadang pada kawasan perkampungan 1.000 rumah gadang.

Perkampungan 1.000 gadang, merupakan perkampungan tradisional masyarakat alam Serambi Sungai Pagu yang terletak di nagari Koto Baru --33 km dari Padang Aro ibukota kabupaten Solok Selatan--.

Rumah gadang dengan atap bergonjong dan berarsitektur rumah gadang Minangkabau itu, cukup banyak terdapat di kabupaten tersebut.

Daerah yang berdekatan dengan kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) juga memiliki potensi wisata agro dengan hamparan kebun teh yang berada pada ketinggian 600 - 1.100 meter dari permukaan laut (DPL).

Potensi minat tertentu juga terdapat di kabupaten berhawa sejuk ini, kata Desrial, bagi pengunjung yang ingin mematangkan bakatnya atau menyalurkan minat di arung jeram terdapat di Batang (Sungai) Liki dan Batang Sangir, Nagari Lubuk Gadang.

Dua anak sungai itu, kondisi airnya cukup deras dan cukup menantang bagi peminat para peminat arung jeram.

"Beragam potensi wisata itu, selama ini belum terkelola secara optimal," kata Desrial.


Dikemas

Secara terpisah, anggota DPRD Solok Selatan, Ade B. Gustaf, menyatakan, potensi wisata Solok Selatan, tidak kalah dengan daerah lain yang ada di Sumbar.

Keragaman potensi wisata yang ada, kata dia, hanya tinggal dikemas secara baik, sehingga wisatawan makin banyak berdatangan dan merasa nyaman ketika berkunjung ke Solok Selatan.

Sebab, potensi di sektor pariwisata bila dikelolah secara baik, jela memberikan sumbangan pada pendapatan asli daerah dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Makin banyak orang yang datang berkunjung, tentu kian banyak dana bergulir di masyarakat," katanya. DPRD mendukung langkah Pemerintah Solok Selatan yang mempromosikan dan membenahi obyek wisata alam, budaya, sejarah dan agro.

Menurut dia, pembenahan obyek wisata perlu dilakukan secara berkelanjutan dan jangan sampai setengah hati, agar hasil yang diharapkan tercapai.

Oleh Siri Antoni
http://www.antara-sumbar.com

Rabu, 18 Juni 2008

Urang Minang Baralek Gadang

 

Diapit ayah jo bundo


 

Basamo adiek jo kakak


 

Amak, etek jo tante



 

Angku, apak, mamak, jo oom.
Posted by Picasa