Rabu, 21 Januari 2009

Seni Tradisi yang orisinil mebangkitkan Sumbar ke pentas nasional

Kab. Agam | Selasa, 20/01/2009 09:24 WIB


Seni Tradisi Bangkitkan Sumbar di Pentas Nasional

Iven Rang Minang Baralek Gadang yang telah diadakan secara estafet di sejumlah daerah sejak 16 Desember 2008, direncanakan akan mencapai puncaknya pada 24 Januari di Nagari Koto Gadang Kecamatan IV Koto Agam. Di samping sukses acara, kegiatan tersebut juga berhasil mengangkat kembali nilai-nilai tradisi masyarakat Minangkabau, yang diusung setiap daerah yang menjadi rangkaian kegiatan Rang Minang Baralek Gadang ini.


Di Bukittinggi, Rang Minang Baralek Gadang diisi dengan Festival Silat Tradisi, Lomba Baju Kuruang, Lomba Lagu Bundo Kanduang dan Lomba Panitahan. Item kegiatan yang didengungkan mulai 23 hingga 25 Desember ini mendapat respon yang cukup reaktif dari masyarakat, terbukti salah satunya dengan penampilan 15 perguruan Pencak Silat dari sejumlah daerah di Sumatera Barat serta 7 Pengcab Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

“Ini sebuah kegiatan yang mendapat respons luar biasa oleh tuo-tuo silek Minangkabau, karena belum tentu setiap kegiatan dapat mempertemukan tokoh tadi,” ungkap Herman Sofyan, selaku koordinator bidang Silat Tradisi dalam rangkaian Rang Minang Baralek Gadang di Bukittinggi.

Bahkan pelataran Sighi Foto Studio yang menjadi pusat kegiatan festival ini dibanjiri penonton sejak sore hingga malam, sepanjang jadwal yang telah ditetapkan panitia. Acara itu sendiri dibuka Ketua Umum Rang Minang Baralek Gadang, H Leonardy Harmainy, yang berkeyakinan seluruh rangkaian kegiatan tadi akan bermuara kepada kebangkitan kembali Sumbar di pentas nasional, melalui kekayaan seni tradisi dengan mengambil momentum 100 tahun kebangkitan nasional.


Penajaman dari terilhaminya Rang Minang Baralek Gadang juga terinspirasi semangat mengajak generasi muda untuk kembali mengetahui dan mencintai kekayaan tradisi Minangkabau, agar tidak terpengaruh oleh perkembangan global dewasa ini. Mencintai budaya dan seni tradisi, terang Leonardy, bukan sebuah kemunduran pola hidup, tapi bagaimana menjaga agar warna kehidupan berjalan dalam tatanan adat, budaya serta norma yang berlaku di tengah masyarakat.

“Melihat kemajuan sebuah masyarakat salah satunya dapat diketahui dari bagaimana mereka hidup dalam tatanan norma lokal mereka. Bahkan masyarakat dunia saat ini lebih cenderung datang atau melihat sebuah daerah tentang bagaimana masyarakat lokal hidup dengan norma lokal mereka, salah satunya kekayaan seni budaya yang selama ini tidak mereka temukan ditempatnya,” terang Leonardy ketika membuka Festival Silat Tradisi dalam rangkaian Rang Minang Baralek Gadang di Bukittinggi.

Menyikapi semangat 100 tahun Kebangkitan Nasional, tambah Leonardy, rasanya tidak terlalu berlebihan jika momentum tersebut dijadikan sebuah loncatan untuk mengangkat kembali nilai tradisional Minangkabau, baik untuk tingkat lokal atau nasional. Sebab dengan kekuatan nilai-nilai tradisional itulah akan terlihat kekuatan Sumatera Barat, yang kokoh memegang dan menjalankan aturan norma mereka yang selama ini dihargai, dihormati dan menjadi sebuah kekuatan budaya nasional.

“Pencak silat merupakan salah satu seni tradisi Sumbar, yang diyakini sampai saat ini belum ada duanya di Indonesia atau dunia. Bahkan kesenian tersebut dipelajari oleh orang dari berbagai belahan dunia, sehingga jika tidak terus dipertahankan serta dilestarikan maka akan hilang begitu saja dikemudian hari. Apalagi tidak tertutup kemungkinan nantinya akan datang kelompok atau bangsa tertentu yang meng-klaim kesenian tadi sebagai milik mereka,” ungkapnya.

Untuk itu, berbagai ivent yang diangkat pada Rang Minang Baralek Gadang selain berdampak kepada melestraikan budaya kepada generasi muda, juga sebuah wujud eksistensi diri orang Minangkabau tentang berbagai simbol yang ada pada dirinya terhadap dunia luar. Pada iven tersebut juga digelar Kongres I Rang Minang, Musyawarah Duduak Barapak, launching Padang TV dan Padang Today (Grup Padang Ekspres), Nagari Cyber, Manggulai 1001 Itiak Hijau, Cerdas Cermat tingkat SMA, pameran dan promosi produk nagari serta bursa tenaga kerja.

Juga direncanakan peresmian rumah pahlawan H Agus Salim di Koto Gadang menjadi museum, dan rumah Rohana Kudus sebagai museum pers nasional.
(*)
(Eka Ridhaldi Alka - Padang Ekspres)

http://www.padang-today.com/?today=news&id=3236