Kamis, 14 Januari 2010

WAKTU TERISI DENGAN BEKAL TAQWA BERSIAP MELANGKAH KE KEHIDUPAN BARU

OLEH ; BUYA H. MAS’OED ABIDIN


الحَمْدُ ِللهِ غَافِرِ الذَّنـْبِ وَ قَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ.
وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فيِ السَّموَاتِ وَ مَا فيِ الأَرْضِ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ، وَ هُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ،
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، البَشِيْرُ النَّذِيْرُ، وَ السِّرَاجُ المُنِيْرُ،
صَلَوَاتُ اللهِ وَ سَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَ عَلىَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَ عَزَّرُوْهُ وَ نَصَرُوْهُ وَ اتـَّبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. وَ رَضِيَ اللهُ عَمَّنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ وَ اهْتَدَى بِسُنَّتِهِ،
وِ جَاهَدَ جِهَادَهُ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ



Firman Allah SWT:

… mengapa kamu kafir kepada Allah,
Padahal kamu tadinya mati,
lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?


Dia-lah Allah,
yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
(Q.S. Al-Baqarah: 28-29)


1. “Bila enqkau berpulang ke alam baqa’ -- dan itu pasti ditemui --
ketika itu, kamu pulang tanpa membawa bekal taqwa,
Sedang engkau melihat orang-orang membawanya pada hari penghimpunan,
niscaya -- keika itu -- engkau pasti menyesal ....
karena engkau tidak seperti mereka,
mereka mempunyai persiapan ...
sedang engkau tidak memilikinya”.

(Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah dalam kitabnya Al Fawaid)




2. “Hidup itu ibarat tidur, sedang mati seolah bangun berbaur.”

Begitu ungkapan Al Hitami.
Pujangga sufi kelahiran Spanyol.


Sekilas pernyataan Al Hitami ini nampak bertolak belakang
dengan analogi yang berkembang dlm masyarakat banyak,
bahwa « .. mati itu ibarat tidur, atau tidur itu bagaikan mati… »




Di dalam tidurnya seseorang terkadang mendapat pengalaman unik dan menarik.
Ia senang dan gembira.
Bahagia dan bangga ketika nasib sedang mujur.
Harta melimpah dan fasilitas mewah menyelimuti.
Tatkala bernasib malang,
rasanya serba tidak tenang.
Resah dan gelisah datang silih berganti.
Semua aneka kehidupan sebenarnya seperti mimpi orang yang tidur.
Ketika terbangun semua sirna,

Lewat pernyataan Al Hitami tersimpan wasiat berharga.
Bahwa apapun yang sedang kita peroleh dalam hidup ini,
tidak boleh congkak atau sombong.
Tidak boleh lupa daratan dan meninggalkan pegangan agama,
pergaulan kerabat dan sahabat.

Sebenarnya rotasi kehidupan itu ibarat perputaran roda.
Ketika sedang berada dibagian atas jangan merasa lebih.
Sebaliknya, ketika berada di bawah jangan bersedih hati.


3. Menurut akidah Islam,
hidup yang kita jalani ini bukan hidup yang paripurna.
Kita masih akan memasuki sesi berikut.
« Hidup sesudah mati ».
Sebuah kehidupan yang kekal abadi ada di akhirat kelak.




Kita semua yakin bahwa mati itu pasti akan tiba.
Cepat atau lambat.
Tidak membedakan status sosial, ekonomi ataupun usia.

Orang kaya yang juga didatangi malaikat Izrail.
Tidak sedikit yang muda belia tiba-tiba meninggal.
Kematian berlaku untuk segala umur dan semua lapisan.
Maut tiba tanpa memberi tahu.


Firman Allah SWT:

… di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu …,
Kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh …,
dan jika mereka memperoleh kebaikan
[Kemenangan dalam peperangan atau rezki.],
mereka mengatakan:
"Ini adalah dari sisi Allah",
dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
"Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)".
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah"…
(Q.S An-Nisa’:78)


Sebagai kaum muslimin tidak seharusnya takut akan kematian.
Kematian adalah awal dari sebuah kebahagiaan yang dijanjikan Allah,
buat mereka yang beriman dan melakukan kebajikan dalam hidupnya.

Mari kita perhatikan tuntunan Rasulullah SAW ini:
“Pergunakanlah lima masa sebelum datang lima masa ;
1. pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang sakitmu,
2. pergunakanlah masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu,
3. pergunakanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu,
4. pergunakanlah masa kayamu, sebelum datang masa kefakiranmu dan
5. pergunakanlah masa hidupmu sebelum datang saat kematianmu”.
(HR. Al Baihaqi).


Marilah kita memulai hidup kita dengan langkah yang baru,
dengan energi dan semangat yang baru.

Kita tinggalkan masa lalu yang kurang bermanfaat.
Kita terus berjalan menelusuri lorong kehidupan
menuju ke kampung akhirat.

Umur diisi dengan amal dan mengabdi kepada Allah SWT.

Jangan membuang-buang waktu dan usia.
Waktu amat berharga.
Mesti digunakan untuk yang bermanfaat.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah termulia.
Dia perlu menjaga dan menghargai umur dengan bertaqwa.
Agar kemuliaan tetap bertahan menjadi hak manusia.


Kini kita telah memasuki tahun 1431 H/2010 M.
Tahun yang lalu sudah menjadi masa yang telah kita tinggalkan.
Tahun selanjutnya menanti di hadapan.
Kita tidak tahu berapa banyak Allah menyediakan jatah hidup kepada kita.

Kita patut bersyukur kepada Allah yang memberi umur hingga saat ini.
Namun, jika kita simak sya’ir Abu Nawas ;
“ ..... Umurku berkurang setiap hari ....
Sedang dosa terus bertambah ....
Bagaimana mungkin aku bisa memikulnya ....” ???.

Maka pergantian tahun memiliki arti yang lain.
Memasuki tahun baru berarti sisa umur kita makin berkurang.
Kita tidak tahu kapan berakhir.
Otomatis, maut semakin dekat.




Kewajiban kita mengisi sisa usia ini lebih produktif dan menguntungkan.
Tidak boleh rugi. Sebelum umur berakhir.
Akal sehat yang bersandar kepada iman akan bangkit memacu diri
dalam mengisi sisa umur dengan amal karya yang baik, shaleh dan ketaqwaan.

Akal sehat memandu kita agar sisa umur tak sia-sia.
Semoga Allah meridhai kita ..
Amin.



اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَِلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيـْـمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فيِ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ.

اللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَ اصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتيِ فِيْهَا مَعَاشِنَا، وَ اصْلِحْ
لَنَا آخِرَتِنَا الَّتيِ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَ اجْعَلِ اْلحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فيِ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ سَرٍ،

اللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْرًا ِمنْ أَمْسِنَا، وَ اجْعَلْ غَدَنَا خَيْرًا ِمْن يَوْمِنَا، وَ احْسِنْ عَاقِبَتَنَا فيِ الأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ الآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ وَ تبُ ْعَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ. وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

Tidak ada komentar: